IngatYeremia 17:7 "diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan". Amin. 3. Perumpamaan Tentang Domba Yang Hilang. Ayat Alkitab untuk renungan singkat Kristen hari ini 10 September 2021, terambil dari Kitab Matius 18:12-20.
Kauselalu memberi kasih sayang. seperti orang tua kami Engkau selalu sabar dalam mengajariku. Kau tidak pernah pilih kasih. Guru, kami tak bisa membalas jasamu. Tapi yang kuharap. Engkau selalu sehat. Agar bisa mendidik anak bangsa (Fadhilah Berlianti) 5 Puisi pendek tentang keluarga. Kumpulan puisi pendek mengenai keluarga: 1. Ibu dan Ayah
Orangtua dimaklumkan bahawa anak remaja sedang berada dalam paradoks. Tetapi, ibu bapa jarang diingatkan untuk mengenali dan memahami paradoks yang sedang berlaku dalam dirinya sendiri. Sebenarnya, kasih sayang ibu bapa yang ideal ialah memberikan anak remajanya keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Jika disiplin terlalu banyak dan
Orangtua tentu mengasuh anak dengan penuh kasih sayang. Namun mengasuh anak hanya dengan memberi teladan saja tidak cukup untuk mempengaruhi anak menjadi orang yang baik dan penyayang. Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Beberapa anak merespon positif apa yang mereka lihat dan mereka mencoba menirunya.
Buatlahcerpen tentang menghormati orang tua,guru dan sesama! Berikut adalah contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan anggota keluarga. Guru nina menemui nina dan orangtuanya dan memberi ucapan selamat. Ahirnya orangtua nina menangis terharu melihat anaknya yang berprestasi. Segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Contoh Cerpen Singkat Lengkap Dengan Berbagai Tema
8xOtyKI. Puisi untuk Orang Tua Singkat yang Menyentuh Hati, foto Puisi untuk Orang Tua Singkat yang Menyentuh HatiIbu jasamu sunguh agungJasamu tidak bisa terbalaskan oleh apapunWalau ku berikan emas sebesar gunung tetap jasamu tidak akan pernah terbalaskanDemi cintaku pada ibuaku rela memberikan apapun untukmuAku rela memberikan mentari untukmu karna aku mencintaimuohh ibu akupun rela terbang untuk membawa bulan untukmu karna kau sudah membesarkanku sejak kecil sampai sebesar iniSunguh mulia jasamu Ibu kau mengandungku 9 bulanDari bibir ku terucap kata terimakasih Ibuku aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu…..Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu…..Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatDan Bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun…..Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu….Ibu….Aku sayang padamu…..Tuhanku….Aku bermohon padaMuSejahterakanlah diaSelamanya….Pengorbananmu sangatlah abadiBekerja dengan senang hati dan penuh cintaTak pernah berkecil hati dan meminta balas jasaPagi,siang,malamEngkau selalu tersenyum tanpa hentiTak peduli akan seperti apa hari hariEngkau selalu mencari nafkah untuk keluarga Ayah...Kasih sayang yang selalu engkau berikan kepada anakmuYang mungkin selalu mendurhakaimu iniNamun engkau tak peduli Melainkan engkau selalu menasihatikuAgar menjadi anak yang berbaktiDi setiap tetesan keringatmu ayahDi setiap helaian nafasmu, lelahDipenuhi dengan kasih sayang yang tak pernah punahDan cinta kasih demi kebahagian anak-anakmu ayahTerik matahariDerasnya hujan tak menjadi penghalang bagimu untuk berjuangEngkau tetap berjuang untuk keluargaSampai titik di mana engkau tak sanggup lagi berdiriEngkau Tak pernah bosan menasehatiku ayahWalau seringku membangkangSering marah dan seketika muncul rasa benciku padamuTapi kini aku sadarSemua yang kau lakukan hanya demi kebaikan anak-anakmuTerima kasih AyahAtas semua yang telah kau berikan.
Cerpen Karangan Ainus Sa'adahKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Nasihat, Cerpen Sedih Lolos moderasi pada 29 September 2017 Suatu hari saat diriku masih kecil, ketika aku masih berumur 3-4 tahunan. Aku belum kenal sama sekali akan suara “burung”, hanya saja aku mengerti namanya. Dihari pagi yang cerah ini, aku diajak oleh Ayahku keluar rumah, di taman tepatnya. Duduk di taman dengan merasakan kesejukan pagi hari yang cerah ini. Suatu ketika, Aku mendengar suara yang belum pernah dan belum Aku dengar sama sekali, Aku heran. Di sinilah Aku bertanya “Ayah, suara apa ini?” dengan rasa heranku. Ayah menjawab “Itu suara burung, nak”. Aku terdiam, dalam hatiku berkata “sungguh indah suara burung itu”, dan Aku mengungkapkannya kepada Ayah apa isi hatiku tadi.. Setelah beberapa menit kemudian, Aku mendengar sebuah suara hewan yang indah, suara itu berasal dari atas langit. Aku pun bertanya kepada Ayah “Ayah, suara apakah itu? suara itu sangat indah”. Ayah menjawab “Itu suara burung anakku”. Aku dan Ayah masih berada di taman. Beberapa menit kemudian Aku bertanya lagi, karena Aku mendengar suara yang indah sekali “Ayah, suara apa itu?” dengan penuh keheranan. Dengan senang hati Ayah menjawab “Itu suara burung sayang..” Aku terdiam, dan beberapa puluh-puluh kali dan pertanyaan Aku selalu sama, Ayah selalu menjawab dengan penuh kesabaran dan kasih sayang seorang Ayah. Terasa sudah lama, Ayah mengajak Aku pulang. Di rumah Aku selalu diberi kasih sayang yang sangatlah besar sekali oleh kedua orangtuaku. Setelah beberapa tahun kemudian, Aku menginjak umur 18 tahun. Kini Aku lebih dewasa, mengerti apa yang ada di dunia ini. Kini Ayahku telah menginjak umur lanjut usia, Ayahku tak bisa melihat karena 3 tahun yang lalu Ayahku kecelakaan ketika pulang dari meetingnya, dan disitulah Ayahku harus kehilangan matanya. Tetapi, setelah 1 tahun kejadian itu, Ayah tetap saja bekerja walau tak secepat dulu. Ayah selalu diantar jemput oleh sopir dan orang yang selalu ada disaat Ayah bekerja. Ketika Ayah sedang cuti, Aku mengajak Ayah untuk keluar rumah, seperti halnya ketika Aku masih balita. Aku mengajak Ayah di sebuah taman yang sangatlah sejuk, karena Ayah sangatlah suka dengan keindahan dan kesejukan yang ada di taman. Aku duduk di samping Ayah dan menemaninya. Suatu ketika ada segerombol burung yang lewat di atas langit dan melewatiku dan juga Ayah. Burung itu mengeluarkan suaranya yang sangat indah. Ayah bertanya kepadaku “Nak, suara apa itu?” Aku menjawab seperti halnya Ayah dulu “Itu suara burung, Ayah”. Ayah pun mengangguk. Tak lama kemudian, Ayah bertanya kembali “Suara apa itu, Nak?” terdapat burung yang lewat, Aku menjawabnya “Suara burung itu, Ayah” dengan agak sedikit kesal 2 kali Ayah bertanya dengan pertanyaan yang sama.. Aku pun kesal dan marah membentak Ayah. Dengan rasa keegoisanku, Aku masih mengendalikan amarahku itu. Tak lama kemudian Ayah bertanya beberapa kali kepadaku dan akhirnya kesabaranku hilang, Aku menjawab dengan penuh rasa kesal, amarah, egois dan nada tinggi campur aduk “Ayah sudah dibilangin dari tadi itu suara burung Ayah, tanya mulu. Capek tau gak Ayah jawabnya” dengan rasa penuh kesal Aku meninggalkan Ayah sendiri di taman, sedangkan Aku pergi ke suatu tempat dan menangis di sana. Ayah yang sedang berada ditaman merasakan kepedihan yang sangat mendalam di hati, Ayah menangis dalam hati berkata “Nak, maaf kalau Ayah membuat kamu kesal dan merepotkanmu. Andai kamu tahu beberapa puluh kamu bertanya kepada Ayah, Ayah selalu menjawab dengan penuh kesabaran dan keikhlasan agar kamu mengerti. Ayah minta maaf jika Ayah punya salah. Tolong maafkan Ayah ya Nak”. Ucap Ayah dalam hati. Tak lama kemudian Ibu datang menghampiri Ayah di taman karena Ibu khawatir sudah beberapa jam belum pulang. Ibu melihat Ayah sendiri dengan pipi dipenuhi dengan air terlihat seperti Ayah selesai mencuci muka. Ibu segera membawa Ayah pulang ke rumah. Setelah beberapa menit Ayah dibawa kembali ke rumah bersama Ibu, Aku kembali di taman Aku pikir Aku akan minta maaf kepada Ayah dan membawanya kembali pulang ke rumah, ternyata sudah tidak ada Ayah di taman itu. Aku panik, segera Aku mencari Ayah dan setiba di rumah ternyata sudah ada di rumah, Ayah. Aku menghela napas dalam-dalam dan segera minta maaf kepada Ayah, Ayah memaafkan Aku. Dan tak lama kemudian Ayah dipanggil oleh sang pencipta, Aku menangis, Ibu, dan juga keluargaku lainnya. Dalam hatiku berkata “Alhamdulillah.. Aku masih diberi kesempatan untuk meminta maaf kepada Ayah”. Dan disaat itulah Aku diceritakan tentang masa kecilku oleh Ibu Aku. Aku menangis, dan saat itulah Aku mulai selalu menjaga Ibu Aku dengan sebaik-baiknya. Di situlah Aku mendapatkan sebuah pengalaman yang tak akan Aku lupakan dalam hidupku. Aku berjanji akan menjaga Ibu dengan sepenuh hati, membuatnya bangga terhadap Aku. Jangan pernah kau sekali-kali membantah kedua orangtua karena kapan pun dan di manapun ia sangat menyayangimu Cerpen Karangan Ainus Sa’adah Facebook Aina Assaadah Cerpen Kasih Sayang Seorang Ayah merupakan cerita pendek karangan Ainus Sa'adah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Maaf Atas Keberadaanku Oleh Halub Pergiliran waktu memang terasa begitu dekat dan cepat, pergi pagi tak terasa sore sudah menanti. Begitu kapal berlayar tak lama ia pun kan kembali, tapi kembali bukan suatu kepastian. Arti Sebuah Kasih Sayang Part 2 Oleh Syarah Wardayanti “Surat apa ini?” Tanya wanita itu kebingungan. Dibacanya surat itu dengan perlahan “Maaf sebelumnya jika saya menaruh anak saya di depan Panti Asuhan Ibu, saya bingung harus menitipkan anak Kasih Tuhan Oleh Stella Lukitasari Ini adalah cerita gue sama keluarga gue. Gue adalah Stella Lukitasari, perempuan, 16 tahun, SMA FV1. Tentunya kalian semua pernah merasakan rasanya punya keluarga. Gue punya keluarga yang terdiri Nenek dan Hujan Oleh Nabila Alifiana Syahidah Penyesalan memang selalu datang terlambat, mungkin ada penyesalan yang datang tepat waktu, tapi itu hanya dalam beberapa kasus. Tapi dalam kasusku, penyesalan datang amat terlambat. Nenek suka bernanyi. Dahulu, Ana Cinta Bunda Karena Alloh Oleh Tiara Purnamasari Sore ini terasa begitu melelahkan. Di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta di sore hari, seorang wanita berusia 40 tahunan nampak sedang berjalan menuju rumah kecilnya di pinggiran kota. Ia “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
cerita pendek tentang kasih sayang orang tua