ContohPendahuluan Makalah (BAB 1) Biasanya pendahuluan berisi tentang gambaran secara umum makalah tersebut, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan. Latar belakang : dalam latar belakang ini berisi tentang sesuatu hal menarik yang menyebabkan pemakalah memilih tema tersebut.
KATAPENGANTAR. Puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Bacaan ini dengan baik. Laporan Bacaan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah "Keterampilan Menbaca", yang membahas tentang "Membaca sebagai suatu
Pembahasan Hal Apa Yang Diutamakan Dalam Suatu Buku Fiksi Buku fiksi berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya. Buku ini berisi cerita rekaan atau khayalan. Hal yang diutamakan dari buku fiksi adalah pengalaman batin ataupun keindahan rasa bagi para membacanya, seperti rasa bahagia, haru, kasihan, sedih, dan bangga.
tinggikanpusat gravitasi pada langkah terakhir; Kunci Jawabannya adalah: B. turunkan kepala dan bahu. Dilansir dari Ensiklopedia, Hal-hal yang harus diutamakan dalam lompat tinggi adalahhal-hal yang harus diutamakan dalam lompat tinggi adalah turunkan kepala dan bahu. Penjelasan. Kenapa jawabanya bukan A. masukilah dengan kaki tolak?
suatuyang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu c) Latar social Latar social merupakan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan social masyarakat di suatu tempat yang diceritkan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan social masyarakat mencakup
0jehaQY. Ciri-ciri buku non fiksi. Suka membaca buku? Maka akan menjumpai dua jenis buku, yakni buku fisik dan non fiksi dimana ciri-ciri buku non fiksi berbeda dengan buku fiksi. Dalam dunia buku atau perbukuan, terdapat dua jenis utama. Pertama adalah buku fiksi, dan yang kedua adalah buku non fiksi yang keduanya punya perbedaan yang signifikan. Buku fiksi memang memiliki lebih banyak penggemar. Namun mayoritas buku jenis ini digunakan untuk media hiburan karena memang punya alur cerita yang berasal dari khayalan penulisnya. Namun, bukan berarti tidak memberikan manfaat sebab selama ditulis oleh penulis yang kredibel maka ada banyak ilmu di dalamnya. Sebaliknya, buku non fiksi menjadi buku yang seringnya tidak begitu disukai namun sangat dibutuhkan. Sebab isinya membahas mengenai suatu ilmu pengetahuan yang tentu dibutuhkan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Supaya tidak salah beli, maka perlu paham apa itu buku non fisik serta ciri-cirinya. Apa Itu Buku Non Fiksi? Sebelum mengetahui apa saja ciri-ciri buku non fiksi maka ketahui dulu pengertiannya. Buku non fiksi adalah buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Sehingga isi di dalam buku tersebut adalah fakta karena membahas suatu kejadian atau suatu hal yang benar-benar terjadi di lapangan. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata non fiksi memiliki arti tidak bersifat fiksi tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Sehingga buku non fiksi akan menyampaikan sesuatu yang sesuai fakta di lapangan atau sesuai dengan kenyataan. Sifatnya menjadi sangat informatif yang membantu pembaca mendapatkan informasi yang akurat dan detail. Secara umum, buku non fiksi selain menyampaikan suatu informasi juga bisa menyampaikan detail lain. Mulai dari menyampaikan peristiwa, tempat, karakter atau suatu tokoh, dan lain sebagainya. Berhubung menyampaikan sesuatu yang nyata maka sumber harus jelas dan umumnya dicantumkan di akhir teks atau di akhir buku. Lewat sifat ini pula, ciri-ciri buku non fiksi menjadi khas yang kemudian menjadi dasar bagi penulisnya untuk bisa menyusun buku non fiksi dengan baik dan benar. Apalagi isi buku punya kewajiban untuk bisa dipertanggung jawabkan oleh penulisnya. Maka tidak heran jika penulisan buku ini bisa memakan waktu lama dan memperhatikan banyak hal. Namun, bukan berarti proses menulis buku fiksi bisa lebih cepat. Buku fiksi juga memiliki tingkat kesulitan dan tantangan tersendiri dalam proses penulisannya. Berhubung sangat mengandalkan daya imajinasi dan kreativitas. Maka untuk produktif menulis buku fiksi diperlukan momentum yang pas, misalnya punya momentum mendapatkan ide cerita. Sebaliknya, penulis buku non fiksi hanya perlu fokus mencari narasumber dan melakukan sejumlah penelitian. Sehingga isi buku yang disusun akan memaparkan semua pengalaman dan semua hasil pengamatan yang didapatkan. Proses menulis ulang ini relatif cepat, hanya saja proses paling lama adalah dari proses pengumpulan data tadi. Melalui penjelasan di atas tentunya sudah memiliki gambaran mengenai ciri-ciri buku non fiksi. Informasi dan penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut 1. Bersifat Fakta Ciri yang pertama sekaligus yang utama dari buku fiksi adalah bersifat fakta sebagaimana yang sudah dijelaskan di awal. Sifat fakta ini artinya di dalam buku fiksi akan memaparkan segala hal yang berupa fakta. Penulis akan berani menulis isi buku setelah membuktikan apa yang ditulisnya adalah fakta. Yakni benar-benar terjadi di suatu tempat atau mungkin dialami sendiri secara langsung oleh penulis. Fakta yang disampaikan kemudian akan menghasilkan informasi yang tentu bermanfaat bagi banyak orang. Fakta yang disampaikan kemudian bisa juga dibutuhkan oleh orang lain, misalnya dijadikan referensi penelitian. Jadi, jika menjumpai buku yang isinya bukan fakta melainkan hasil dari khayalan atau imajinasi penulisnya. Maka dijamin buku tersebut bukan buku non fiksi. Sebab buku baru bisa disebut buku non fiksi jika memaparkan fakta yang benar-benar terjadi, bukan hasil imajinasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. 2. Menggunakan Bahasa Denotatif Ciri-ciri buku non fiksi yang kedua adalah menggunakan bahasa atau susunan bahasa denotatif. Bahasa denotatif sendiri adalah gaya bahasa yang memaparkan kejadian nyata di lapangan dan menggunakan kata-kata ilmiah. Artinya, bahasa yang digunakan akan mempertegas fakta yang ditulis oleh penulis dalam buku tersebut. Tidak ada kata yang mengarah pada hasil imajinasi, seperti menggunakan kata seandainya, andaikan, dan sejenisnya. Selain itu, semua kata yang digunakan juga menyampaikan fakta dengan sangat jelas. Mencegah pembaca mengalami miskomunikasi dan kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan penulis. 3. Menyajikan Informasi Baru atau Penyempurnaan Buku non fiksi secara umum akan menyajikan informasi baru, misalnya memaparkan sebuah penemuan baru. Penemuan baru ini merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang kemudian sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sebab dengan pengetahuan baru inilah peradaban manusia bisa berkembang menjadi lebih baik. Selain menyajikan sebuah informasi baru atau temuan baru, buku non fiksi juga bisa berisi penyempurnaan atau pengembangan dari ilmu pengetahuan sebelumnya. Jadi, misalnya saja hasil penelitian menemukan teknologi A. Kemudian beberapa tahun berikutnya dilakukan penelitian serupa. Ditemukan bahwa teknologi A punya kelebihan B dan bisa dimanfaatkan untuk C. Maka pemaparan kelebihan dan pemanfaatan C ini termasuk penyempurnaan dari penemuan atau ilmu pengetahuan sebelumnya. Maka isinya adalah fakta dan jika ditulis ke dalam buku, buku ini menjadi buku non fiksi. 4. Ditulis Menggunakan Metode Ilmiah Buku non fiksi pada dasarnya menyampaikan fakta baru yang terjadi di lapangan atau menyampaikan fakta lama. Penyampaian fakta ini dilakukan secara ilmiah, yakni menggunakan bahasa yang ilmiah sehingga kaya akan wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca. Metode ilmiah kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi, karena memang isi bukunya ditulis menggunakan metode ilmiah tersebut. Tujuannya agar fakta yang disampaikan bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca. Sekaligus mencegah adanya kesalahpahaman dan menghindari resiko salah dalam menyampaikan. Meskipun demikian, buku non fiksi memiliki perbedaan struktur dengan artikel ilmiah. Sebab artikel ilmiah diatur ketat dalam hal struktur penulisan yang harus urut dan runtut. Sementara buku dibuat lebih santai, dan dikembangkan dengan lebih leluasa oleh penulisnya agar tidak monoton dan pembaca bisa memiliki gambaran jelas. 5. Menggunakan Bahasa Baku Tidak ada buku non fiksi yang menggunakan kata tidak baku seperti kata elo, gue, end, dan sebagainya. Sebab salah satu ciri-ciri buku non fiksi adalah menggunakan bahasa baku. Bahasa yang memang diakui sebagai bahasa yang mudah dipahami dan punya arti. Bahasa baku adalah menggunakan kata baku dalam penulisannya, sehingga fakta yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Jika ditulis dengan bahasa tidak baku dan menggunakan kata-kata tidak baku. Maka ada kemungkinan buku tersebut hanya dipahami kalangan tertentu saja yang akrab dengan bahasa tidak baku tersebut. Padahal yang namanya fakta tentu perlu dipahami dan diketahui masyarakat luas. Maka digunakan bahasa baku agar siapapun pembacanya bisa paham isi fakta yang dipaparkan penulis. 6. Isi Buku Bisa Dibuktikan Buku non fiksi sebagaimana yang sudah disampaikan akan menjelaskan fakta, yakni kejadian yang memang terjadi di lapangan. Sifat ini kemudian membuat isi buku non fiksi bisa dibuktikan. Jika menjelaskan fakta A maka pembaca yang akan mempraktekan kemudian akan mendapatkan fakta A juga. Inilah yang kemudian membuat buku non fiksi perlu ditulis dengan isi yang memang benar-benar fakta dan dari data aktual sekaligus kredibel. Sebab isinya harus bisa dipertanggung jawabkan, ketika dibuktikan maka isi buku tersebut memang benar adanya. Oleh sebab itu, penulis buku ini bukan orang sembarangan. Berbeda dengan buku fiksi yang bebas ditulis oleh siapa saja karena isinya adalah hasil imajinasi. Selama penulis bisa berimajinasi dan kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan menarik. Maka penulis bisa mencetak bukunya dan memasarkannya secara luas. 7. Ditulis oleh Penulis Khusus Berhubung isi dari buku non fiksi adalah fakta dan kemudian ada beban pertanggungjawaban kepada penulisnya. Maka penulis buku non fiksi tidak bisa dilakukan semua orang dan oleh sembarang orang. Hal ini kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi. Mayoritas buku non fiksi ditulis oleh orang-orang yang memang punya ilmu yang cukup atau ilmu yang memadai di suatu bidang. Kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, seperti guru, dosen, dokter, dan sebagainya. Mereka menempuh pendidikan dalam kurun waktu yang panjang. Sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki terkait suatu bidang bisa dikatakan sudah sangat mendalam. Pemahaman mereka kemudian bisa membantu menyusun buku yang kredibel, dimana isinya adalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan juga merupakan fakta. 8. Memberikan Informasi Keilmuan Ciri selanjutnya dari buku non fiksi adalah memberikan informasi keilmuan, yang artinya isi buku adalah ilmu pengetahuan. Bukan hanya asal bercerita dan tidak menyampaikan suatu konflik melainkan fakta dari awal sampai akhir. Pembaca buku non fiksi kemudian akan mendapat pengetahuan lebih luas. Sekaligus mendapatkan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Pembaca kemudian bisa mendapatkan manfaat setelah membacanya, dan bisa jadi akan membantu mendapatkan hidup yang lebih baik. Sebab tidak ada ilmu yang tidak memberikan manfaat dan tidak ada ilmu yang tidak dapat digunakan atau diterapkan. Ini pula alasan kenapa orang yang sudah membaca buku non fiksi dikatakan lebih pintar. Sebab memang bisa memperdalam ilmu pengetahuan yang dimiliki dan kemudian bisa memanfaatkannya dengan baik.
Cerita fiksi merupakan salah satu karya sastra yang lumayan popular. Dalam fiksi, imajinasi para pembaca dapat berkembang bebas, pasalnya pembaca dapat membayangkan cerita yang dibaca. Maka, untuk menjadi seorang penulis cerita fiksi bukan hal yang mudah. Seorang penulis cerita fiksi ditantang untuk mampu menghadirkan sebuah alur cerita yang ciamik, supaya pembacanya mampu โtenggelamโ di dalamnya. Tantangannya tidak hanya dalam merangkai alur dan menuliskannya dengan Bahasa yang indah saja, tetapi juga mudah dipahami. Jadi, seorang penulis cerita fiksi harus mampu menghadirkan latar belakang cerita yang memikat pembaca. Dalam mengatasi hal tersebut, biasanya setiap penulis mempunyai cara masing-masing, ada yang memilih untuk menggunakan draft serta poin di setiap babak untuk ceritanya. Ada pula yang langsung menuliskan ide serta rangkaian ceritanya. Selain itu, ada juga yang melihat contoh cerita fiksi terlebih dahulu. Tergantung pada kenyamanan penulis masing-masing. Lalu, bagaimana cara menghadirkan cerita yang bisa memikat pembaca dalam membuat cerita fiksi? Bagi kamu yang pemula maupun yang sedang bingung menulis cerita fiksi, berikut ada beberapa tips yang bisa kamu praktikkan. Tips Menulis Cerita Fiksi tips menulis cerita fiksi 1. Tentukan Ide Cerita yang Tepat Sebelum memulai untuk menulis contoh cerita fiksi, kamu perlu untuk memahami ide ceritanya dahulu. Apa yang ingin kamu ceritakan kepada pembaca serta pesan yang ingin disampaikan. Kamu bisa langsung ambil tema besar dan pokok gagasan yang ingin dikembangkan. Dari ide cerita, kamu bisa megembangkan plot, menetapkan karakter, menentukan alur, serta melakukan riset untuk menegaskan detail yang mendukung cerita. Kalau kamu sudah menentukan ide cerita, maka kamu hanya perlu mengikuti alur yang sudah kamu tentukan saja. Sebab, tanpa ada ide cerita yang jelas, kamu bisa kehilangan arah dan bisa membuat cerita dari karyamu akan membingungkan pembaca. 2. Gunakan Outline Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa setiap penulis mempunyai metode yang berbeda dalam Menyusun alur. Jadi, tips selanjutnya adalah kamu harus mengetahui apakah kamu nyaman menggunakan metode outline atau tidak. Kamu bisa mencoba metode ini terlebih dahulu untuk mencari yang pas. Jika kamu merasa cocok, maka kamu bisa melanjutkannya. 3. Ciptakan Karakter yang Berkesan Setelah kamu menentukan ide serta metode penulisan cerita fiksi, maka yang selanjutnya adalah tokoh cerita. Peran tokoh dalam cerita fiksi sangatlah krusial, entah itu tokoh utama maupun pendukung. Jadi, ketika menciptakan tokoh juga perlu dibarengi dengan karakter yang jelas. Untuk menciptakannya itu, kamu harus bisa menjawab pertanyaan seperti siapa mereka, apa yang diinginkan dalam cerita tersebut, kenapa mereka menginginkannya serta apa yang dilakukan tokoh. 4. Rangkailah Plot yang Apik Kalau kamu menggunakan outline, maka akan lebih mudah kalau kamu membuat sebuah plot. Plot adalah jalan cerita atau alur. Alur dapat disusun kalau kamu sudah memiliki outline yang jelas. Plot inilah yang akan membawa ke mana arah dari cerita fiksi tersebut, sehingga perlu untuk disusun sebaik mungkin. Penyusunan plot dalam penulisan juga berbeda-beda, tapi biasanya berisi pembuka, awal konflik, krisis, klimaks, dan terakhir penutup. Selain perlu sebuah kreativitas, untuk merangkai plot yang apik, dibutuhkan wawasan yang luas. Selain itu, yang paling penting adalah kamu bisa melakukan sebuah riset. 5. Riset Riset sangatlah penting dalam menulis. Riset dalam cerita fiksi penting dalam membangun kedekatan tokoh, cerita dan juga pembaca. Riset bisa dilakukan setelah penulis menemukan garis besar, ide, karakter setiap tokoh, serta plot. Selain lima tips di atas dalam menulis cerita fiksi, masih ada beberapa tips lainnya yang bisa kamu terapkan supaya cerita fiksimu diterima oleh para pembacamu. Supaya lebih maksimal kamu bisa membaca buku Pedoman Menulis Fiksi Yang Indah. Buku ini ditulis oleh Jerome Stern, seorang kepala program Creative Writing di Florida State University. Buku ini berisi uraian yang singkat tetapi padat dan jelas, baik itu tentang novel, cerpen, serta macam-macam karakteristik yang paling mendasar lainnya. Buku ini merupakan panduan penulisan cerita fiksi yang bisa membantu kamu dalam memulai untuk membangun cerita fiksi. Di dalamnya juga berisi contoh yang jelas dari berbagai Teknik yang kamu butuhkan. Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. promo diskon
hal apa yang diutamakan dalam suatu buku fiksi